بسم الله الرحمن الرحيم

Senin, 03 Maret 2014

BAGIAN KETIGA MENELADANI RASULULLAH.SAW (IV).PARA GURU SUFI DALAM MENGIKUTI JEJAK RASULULLAH DAN KEKHUSUSAN MEREKA

Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- berkata:Saya mendengar Abu Amr Abdul Wahid bin 'Ulwan _ rahimahullah _ berkata: Saya mendengar al-Junaid _ rahimahullah _ berkata, "Ilmu kami ini terjalin erat dengan Hadis Rasulullah.saw."

Saya juga mendengar Abu Amr Ismail bin Nujaid as-Sulami berkata: Saya mendengar Abu Ustman Said bin Ustman al-Hiri berkata, "Barang siapa menjadikan Sunnah sebagai pemimpin dirinya,baik dalam tindakan maupun ucapannya,niscaya ia akan berbicara dengan penuh hikmah.Dan barang siapa menjadikan nafsunya sebagai pemimpin dirinya,baik dalam tindakan maupun ucapannya tentu yang keluar dari mulutnya adalah bid'ah. Allah berfirman;

وَإِن تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا

"Jika kamu menaatinya maka kamu akan mendapat petunjuk'" (Q.s. an-Nur: 54).

Saya juga mendengar Abu Yazid Thaifur bin Isa al-Bisthami berkata: Saya mendengar Musa bin Isa yang lebih dikenal dengan 'Umayya berkata: Saya mendengar Abu Yazid al-Bisthami _ rahimahullah _ berkata,"Bangkitlah bersama kami,sehingga kita bisa melihat seorang laki-laki yang telah mengumumkan dirinya sebagai wali.Laki-laki tersebut banyak dituju orang, dikenal sebagai orang yang ahli ibadah dan zuhud.Thaifur telah menyebutkan nama laki-laki tersebut dan sekaligus kebangsaannya.Kemudian kami berjalan,dan setelah orang itu keluar dari rumahnya dan masuk kemasjid ia meludah ke arah kiblat.Abu Yazid kemudian berkata, 'Bangkitlah dan marilah kita tinggalkan tempat ini'. Akhirnya Abu Yazid pergi tanpa mengucapkan salam kepadanya.Lalu Abu Yazid berkata, 'Orang itu tidak bisa dipercaya untuk menerapkan adab dan sopan santun yang diajarkan Rasulullah.Lalu bagaiman ia bisa dipercaya untuk menerima berbagai tingkatan spiritual para wali dan orang-orang jujur yang Rasulullah titipkan pada mereka?!.

Saya juga mendengar Thaifur berkata: Saya mendengar Musa bin Isa berkata: Saya mendengar ayahku berkata: Saya mendengar Abu Yazid _ rahimahullah _ berkata:"Saya pernah bermaksud meminta kepada Allah agar Dia mencukupi biaya makan dan perempuan (istri).Namun akhirnya aku sadar dan berkata,'Bagaimana aku boleh meminta hal ini kepada Allah Azza wa Jalla,sementara Rasulullah tidak pernah memintanya'.Akhirnya saya tidak jadi memintanya.Dan Allah telah mencukupi segalanya kepadaku termasuk wanita.Sehingga saya tidak peduli apakah saya berhadapan dengan wanita atau sedang menghadap ke tembok".

Aku mendengar Abu Thayyib Ahmad bin Muqatil al-'Akki al-Baghdadi berkata:Suatu saat aku berada dirumah Ja'far al-Khuldi _ rahimahullah _ di hari wafat asy-Syibli.Kemudian Bundar ad-Dinawari yang pernah menjadi pembantu asy-Syibli datang kerumah Ja'far al-Khuldi,dimana ia ikut hadir di depan asy-Syibli di saat menjelang wafatnya. Ja'far bertanya kepada ad-Dinawari, "Apa yang engkau lihat saat asy-Syibli menjelang ajalnya?" Ia menjawab, "Tatkala lisannya tidak mampu berbicara dan keningnya berkucuran keringat,ia memberi isyarat kepadaku agar aku mewudhuinya untuk salat.Akhirnya aku mewudhuinya.Namun aku lupa menyela-nyelakan air di jenggotnya.Kemudian ia memegang tanganku dan memasukan jari jemariku kedalam sela-sela jenggotnya."Abu Thayyib berkata: Ja'far al-Khuldi kemudian menangis dan berkata,"Maka apa yang pantas dikatakan untuk seorang yang tidak pernah meninggalkan menyela-nyela jenggotnya ketika berwudhu di saat menjelang ruhnya dicabut dan lisannya tidak mampu berbicara serta keringat mengucur deras dari dahinya?"

Saya pernah mendengar Ahmad bin Ali al-Wajihi berkata:Saya mendengar Abu Ali ar-Rudzabari berkata,"Guruku dalam ilmu tasawuf adalah al-Junaid al-Baghdadi,guruku dalam ilmu fiqih adalah Abu al-Abbas bin Suraij,guruku dalam nahwu dan linguistik adalah Tsa'labah,sedangkan guruku dalam Hadis Rasulullah adalah Ibrahim al-Harbi."

Dzun-Nun al-Mishri pernah ditanya,"Dengan apa engkau mengenal Allah?" Ia menjawab,"Aku mengenal Allah dengan Allah,sedangkan aku mengenal selain Allah lewat Rasulullah."

Sahl bin Abdullah _ rahimahullah _ berkata, "Setiap wajd (suka cita kepada Tuhan) yang tidak dilandasi al-Qur'an dan as-Sunnah adalah batil (tidak benar).

Abu Sulaiman ad-Darani berkata, "Hatiku terisi hakikat selama empat puluh hari,maka tidak aku izinkan setelah itu kecuali dua saksi,al-Kitab dan as-Sunnah."

Inilah yang sempat aku rekam dalam benakku apa yang dilakukan kaum Sufi dalam mengikuti jejak dan langkah Rasulullah.Saya tidak suka sesuatu yang memberatkan dengan memberikan banyak contoh.Oleh karenanya,sedikit apa yang saya sebutkan di sini adalah untuk meringankan.Semoga Allah member taufik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

trimakasi atas kunjungan nya
mudah mudahan taufik dan hidayah allah selalu menyertai kita