بسم الله الرحمن الرحيم

Sabtu, 22 Februari 2014

(10). YAKIN (KEYAKINAN SEJATI)

Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- berkata;Dalam beberapa tempat,Allah swt.telah menyebutkan tentang yaqin dengan tiga macam:Ilmul-yaqin,'Ainul-yaqin,dan Haqqul-yakin.

Rasulullah.saw.bersabda;

"Memohonlah kepada Allah swt.ampunan,afiat (kesehatan),dan yaqin (keyakinan sejati),baik di dunia maupun di akhirat." (H.r. Ahmaddari Abu Bakar,Tirmizi dari riwayat Abdullah bin Muhammad bin Ubaid,dan Nasa'i dari beberapa riwayat).

Beliau juga bersabda;

"Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada saudaraku Isa a.s. Andaikan ia semakin yakin tentu ia akan berjalan di angkasa." (*1)


(*1). Al-Hafiz al-Iraqi mengatakan,bahwa ini Hadis Munkar (tidak diakui).Sedang Hadis yang dikenal adalah sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Abdi ad-Dunya dalam Kitab (Bagian) al-Yaqin,dari ucapan Bakr bin Abdullah al-Muzani,yang mengatakan, "Pergilah menuju kepada arah lautan!'Mereka pun pergi mencarinya.Ketika sampai dipinggir laut,ternyata Nabi Isa datang menyambut mereka dengan berjalan di atas air."

Abu Manshur ad-Dailami dalam Musnad al-Firdaus meriwayatkan dengan sanad dha'if, dari Hadis Mu'adz bin Jabal,"Andaikan kalian mengetahui (ma'rifat) Allah swt.dengan ma'rifat yang sebenarnya,tentu kalian akan mampu berjalan diatas lautan dan berkat doa kalian gunung-gunung akan hilang."

Amir bin Abdul Qois _ rahimahullah - berkata,"Andaikan tutup yang menghalangi itu disingkap maka saya tidak bertambah yakin._ Yakin ketika saya melihat kegaiban yang saya yakini."Ini adalah ucapan yang diungkapkan tanpa melihat sebab (ghalabah) wajd dan penetapan (tahaquq).

Diriwayatkan dari Rasulullah.saw.yang bersabda;

"Seluruh makhluk akan dibangkitkan sesuai dengan kondisi di saat ia mati." (H.r. Muslim dan Ibnu Majah dari Jabir r.a.).

Sementara itu,berita tidaklah sama dengan menyaksikan sendi dalam segala maknanya.Dan boleh saja ada makna lain,yakni saya tidak bertambah ilmul-yaqin (pengetahuan dengan yakin).

Abu Ya'qub an-Nahrajuri _ rahimahullah - berkata,"Jika seorang hamba telah sampai pada puncak hakikat-hakikat keyakinan,maka bencana (bala) dianggapnya sebagai nikmat,dan kesenangan dianggapnya musibah."

Keyakinan sejati itu tak lain adalah mukasyafah (tersingkapnya apa yang gaib).Sementara itu mukasyafah dibedakan menjadi tiga macam;

Pertama;mukasyafatul-'ayan (tersingkapnya tutup mata) sehingga di hari Kiamat nanti ia melihat dengan mata kepala.

Kedua,mukasyafatul-qulub (tersingkapnya tutup hati) untuk memahami hakikat-hakikat keimanan secara langsung dengan yakin,yang tidak bisa dibayangkan dengan cara apa dan bagaimana serta tidak bisa ditentukan.

Ketiga,mukasyafatul-ayat (tersingkapnya tanda-tanda Kebesaran-Nya)dengan ditampakannya Kekuasaan Allah kepada para Nabi a.s. dengan mukjizat.Dan untuk selain para Nabi dengan karamah (kemuliaan) dan dikabulkannya doa.

Keyakinan sejati merupakan kondisi spiritual yang tinggi.Dimana para pelakunya dibedakan menjadi tiga kondisi;

Pertama,adalah kelas para pemula.Mereka adalah para murid dan orang-orang awam.

Tinkatan ini adalah sebagai mana yang dikatakan oleh sebagian kaum Sufi,"Tingkatan awal dari keyakinan sejati adalah percaya penuh dengan apa yang di 'Tangan' Allah dan pesimis terhadap apa yang ada di tangan manusia."

Dan sebagaimana yang dikatakan al-Junaid _ rahimahullah _ ketika ditanya tentang keyakinan sejati,"Keyakinan sejati adalah hilangnya keraguan."

Abu Ya'qub berkata,"Jika seorang hamba telah menemukan rasa senang (ridha) dengan apa yang dibagikan Allah kepadanya,maka tingkat keyakinannya telah sempurna."

Ruwaim bih Ahmad - rahimahullah - ditanya tentang keyakinan sejati,kemudian ia menjawab,"Keyakinan sejati adalah ketetapan hati nurani dengan makna yang sebenarnya terhadap apa yang ia alami."

Kedua,adalah kelas menengah.Mereka adalah orang-orang khusus.Dimana sifat-sifat mereka adalah sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibnu 'Atha',"Keyakinan sejati ialah kontinuitas berbagai macam rintangan di sepanjang waktu."

Sebagaimana pula yang dikemukakan Abu Ya'qub an-Nahrajuri _ rahimahullah, "Apabila seorang hamba sanggup mengaktualisasikan keyakinan sejati,maka ia akan terus mengembara dari satu keyakinan sejati ke keyakinan sejati yang lain,sehingga keyakinan sejati itu menjadi negeri tempat tinggalnya."

Abu al-Husain an-Nuri _ rahimahullah _ ditanya tentang keyakinan sejati,lalu ia menjawab, "Keyakinan sejati adalah musyahadah." Sementara makna musyahadah telah kami sebutkan sebelum ini.

Ketiga,adalah kelompok para pakar (para elite Sufi).Mereka adalah kelompok paling khusus.Dimana sifat-sifatnya sebagaimana yang dikatakan Amr bin Utsman al-Makki,"Keyakinan sejati secara global adalah menetapkan keyakinan kepada Allah dengan segala Sifat-sifat-Nya."

Ia juga berkata, "Definisi keyakinan sejati ialah kontinuitas dan stabilitas hati nurani kepada Allah Azza wa Jalla dengan segala apa yang diberikan kedalam hati menjadi keyakinan dari semua gerak yang ditangkap lewat ilham."

Abu Ya'qub berkata,"Seorang hamba belum berhak mencapai tingkat keyakinan sejati sehingga ia memutus semua sebab yang menghalangi antara dia dengan Allah swt.Ia lebih mengutamakan Allah daripada yang lain.Sementara bertambahnya keyakinan sejati tidak pernah mencapai titik akhir.Setiap kali berusaha memahami dan mendalami agama mereka bertambah yakin dan semakin yakin."

Sementara itu keyakinan sejati merupakan pangkal dan pusat seluruh kondisi spiritual.Kepadanya seluruh kondisi spiritual berakhir,dan ia merupakan akhir dan batin dari seluruh kondisi spiritual. Sebab seluruh kondisi spiritual adalah lahiriah keyakinan.Sedangkan puncak keyakinan adalah terealisasinya pembenaran terhadap hal yang gaib dengan menghilangkan segala keraguan.Dan puncak keyakinan sejati juga rasa senang yang penuh optimis,merasakan manisnya munajat dan jernihnya melihat Allah swt.dengan kesaksian (musyahadah) hati nurani terhadap hakikat-hakikat keyakinan dengan menghilangkan berbagai alasan dan menentang dugaan.

Allah swt.berfirman;

"Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (Kekuasaan Kami) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda." (Q.s. Al-Hijr: 75).dan juga firman-Nya,"Dan dibumi terdapat Kekuasaan Allah bagi orang-orang yang yakin."(Q.s. Adz-Dzariyat: 20).

Al-Wasithi - rahimahullah - berkata, "Jika seseorang yakin dengan sebuah makna maka ia akan mencapai musyahadatul-ahwal (menyaksikan kondisi spiritual),dan jika ia tersingkap hakikat-hakikat makna maka ia akan keluar dari kesedihan-kesedihan makhluk.Ia akan berbicara kepada mereka bentuk kejujuran, dimana Allah berbicara kepada mereka dengan cara musyahadah,;

"Dan orang-orang yang jujur,orang-orang yang mati syahid dan orang-orang yang saleh." (Q.s. An-Nisa': 69).

Orang-orang yang mati syahid (syuhada') telah menjual jiwa mereka kepada Allah,sedangkan orang-orang yang saleh adalah mereka yang menjaga amanat dan ikatan janji mereka dengan Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

trimakasi atas kunjungan nya
mudah mudahan taufik dan hidayah allah selalu menyertai kita