بسم الله الرحمن الرحيم

Minggu, 02 Maret 2014

BAGIAN KEDUA KAUM SUFI DALAM MEMAHAMI DAN MENGIKUTI KITAB ALLAH SWT. (I).KECOCOKAN DENGAN KITAB ALLAH SWT.

Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- berkata;Allah swt.berfirman:

هُوَ الَّذِي أَنزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُّحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ

"Dialah Dzat Yang menurunkan Kitab kepadamu.Diantara ayat-ayat yang ada dalam Kitab tersebut ada sebagian ayat-ayat Muhkamat,dimana ayat tersebut merupakan induk al-Kitab (ummul-Kitab),sementara ada ayat lain yang Mutasyabihat." (Q.s. Ali Imran: 7).

Dan firman-Nya:

"Dan Kami turunkan dari al-Qur'ancaman suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (Q.s. Al-Qamar).

Nabi saw.bersabda:

"Al-Qura'an adalah Tali hubungan Allah yang sangat kuat,dimana keajaibannya tidak pernah habis,tidak pernah usang sekalipun sering diulang-ulang.Barangsiapa berkata dengannya maka ia akan benar dan jujur,barangsiapa mengamalkannya ia akan mendapatkan jalan yang lurus,barangsiapa menghukumi dengannya ia akan berbuat adil,dan barang siapa berpegang teguh dengannya ia akan bisa memberikan petunjuk." (H.r. Tirmidzi dan al-Harist dari Ali r.a.).

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud r.a.,ia berkata, "Barang siapa menginginkan ilmu,maka hendaknya membahas dan mempelajari makna al-Qur'an.Sebab didalamnya terdapat ilmu para pendahulu dan terakhir." Allah swt.telah berfirman:

ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ*لَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ

"Alif Lam Mim,Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya;petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib." (Q.s. Al-Baqarah: 1-3).

Orang-orang berilmu tahu betul akan makna khithab ini,bahwa di dalam Kitab Allah,al-Qur'an yang diturunkan kepada Rasul-Nya saw.ini tak seorang pun dari orang-orang yang beriman meragukan,bahwa Kitab ini berasal dari sisi Allah swt.yang akan menjelaskan seluruh persoalan agama yang dianggap musykil setelah mereka beriman dengan hal-hal yang gaib,yaitu dengan membenarkan apa yang diberitahukan Allah kepada mereka tentang hal-hal yang gaib.

Kemudian di ayat yang lain Allah swt.berfirman;

وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ

"Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri". (Q.s. An-Nahl: 89).

Ayat ini memberikan pengertian kepada orang-orang berilmu yang sanggup memahami dan setelah mereka beriman dengan hal-hal yang gaib,bahwa dibalik setiap huruf al-Qur'an banyak terdapat pemahaman yang masih tersimpan bagi orang yang ahli sesuai dengan kadar yang dibagikan kepada mereka.mereka berpendapat demikian dengan argumentasi ayat-ayat al-Qur'an.Misalnya firman Allah swt.;

"Tidaklah Kami lupakan sesuatu pun dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (Q.s. Al-An'am: 38).

Dan firman-Nya pula:

مَّا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِن شَيْءٍ ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ

"Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya;dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu." (Q.s. Al-Hijr: 21).

Mereka mengemukakan makna firman Allah Azza wa Jalla,[min-syai-in] yang maknanya adalah dari sesuatu tentang ilmu agama dan ilmu kondisi spiritual antara makhluk dengan Allah swt.dan lain-lain.

Dalam ayat lain Allah swt.berfirman:

إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ

"Sesungguhnya al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus." (Q.s. Al-Isra': 9).

Maksudnya adalah menunjukan kepada sesuatu yang lebih tepat dan benar.Sehingga orang-orang berilmu yang sanggup memahami akan tahu,bahwa tidak ada cara lain untuk bisa mencapai pada kebenaran dari apa yang ditunjukan al-Qur'an kecuali dengan cara merenungkan,berpikir,berkontemplasi dengan penuh kesadaran,mengingat dan konsentrasi penuh ketika sedang membacanya.Mereka tahu akan hal itu dari firman Allah swt.;

"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran mendapat pelajaran." (Q.s. Al-Isra':9)

"Dari ayat ini mereka mengambil pengertian,bahwa merenungkan,berpikir dan berkontemplasi penuh kesadaran tidak akan bisa dilakukan kecuali dengan penuh konsentrasi hati nurani.Sebab Allah swt.telah menyatakan:

"Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya,sedang dia menyaksikannya." (Q.s. Qaf: 37)

Allah tidak hanya menyebutkan ayat itu saja,Dia juga menyebutkan tentang hati nurani di ayat lain:

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ* إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

"(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak bermanfaat lagi,kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih." (Q.s. Asy-Ash-Shu`arā': 88-9).

Dan tidak cukup dengan itu saja,sehingga Allah mengangkat seorang Iman untuk makhluk dalam hati yang bersih dan suci (qalb salim).Allah swt.berfirman:

وَإِنَّ مِن شِيعَتِهِ لَإِبْرَاهِيمَ* إِذْ جَاءَ رَبَّهُ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

"Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongannya (Nuh). (Ingatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci." (Q.s. Ash-Shaffat: 83-4).

Orang-orang berilmu yang sanggup memahami hakikat mengatakan,bahwa hati yang bersih dan selamat adalah hati yang didalamnya tidak ada yang lain selain Allah Azza wa Jalla.

Sahl bin Abdullah berkata, "Andaikan seorang hamba diberi Allah kemampuan untuk memahami setiap huruf al-Qur'an dengan seribu kepahaman,niscaya ia belum bisa memahami secara maksimal tentang apa yang dijadikan Allah dalam ayat Kitab Allah swt.Sebab al-Qur'an adalah Kalam Allah swt.Sementara kalamnya adalah sifat-Nya.

Sebagaimana Allah tidak dibatasi,maka demikian halnya dengan firman-Nya juga tidak ada batas maksimal untuk memahaminya.Mereka hanya mampu memahami sesuai dengan kadar yang dibukakan Allah dalam hati nurani para wali (kekasih)-Nya untuk memahami firman-Nya.Sedangkan firman Allah bukanlah makhluk,maka daya intelektual makhluk tidak akan sanggup memahaminya secara maksimal,sebab daya intelektual mereka adalah barang baru yang merupakan ciptaan (makhluk)-Nya.

Sementara itu Allah swt.telah menyebutkan tentang petunjuk

هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ

"Sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa." (Q.s. Al-Baqarah: 2).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

trimakasi atas kunjungan nya
mudah mudahan taufik dan hidayah allah selalu menyertai kita