بسم الله الرحمن الرحيم

Rabu, 19 Februari 2014

II.MAKNA KONDISI SPIRITUAL (AL-AHWAL)

Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- berkata:Ada pun makna ahwal (bentuk jamak dari hal,pent.) ialah sesuatu kejernihan dzikir yang bertempat dalam hati,atau hati berada dalam kejernihan dzikir tersebut.

Diceritakan dari al-Junaid _ rahimahullah _ yang mengatakan, bahwa hal ialah sesuatu yang terjadi secara mendadak yang bertempat pada hati nurani dan tidak bisa lama (terus-menerus).

Disebutkan pula, bahwa hal ialah dzikir secara samar (khafi).

Diriwayatkan dari Rasulullah.saw.,bahwa beliau pernah bersabda,;

"Sebaik-baik dzikir ialah dzikir khafi (dilakukan secara samar)." (Hr. Ahmad,Ibnu Hibban,Abu Uwanah dan al-Baihaqi dari Sa'ad bin Abi Waqqash r.a.)

Hal tidak bisa diperoleh lewat cara perjuangan spiritual,ibadah,pelatihan spiritual sebagaimana yang bisa dilakukan dalam maqamat yang telah kami sebutkan.Akan tetapi hal adalah seperti muruqabah,qurbah,mahabbah,khauf,raja,syauq,uns,thuma'ninah, musyahadah,yaqin dan lain-lain.

Diceritakan dari Abu Sulaiman ad-Darani _ rahimahullah _ yang mengatakan,"Jika muamalah dengan Allah telah menembus hati,maka anggota tubuh akan terasa nyaman dan ringan."

Apa yang dikatakan Abu Sulaiman ini mengandung dua pengertian:Pertama,yang dimaksud terasa ringan adalah ringan dari kegiatan-kegiatan perjuangan spiritual (mujahadah),apabila ia disibukkan dengan menjaga hatinya dan melindungi rahasia hatinya dari segala bersitan-bersitan dan pikiran-pikiran jelek yang hanya akan menyibukkan hatinya sehingga lupa mengingat Allah.

Kedua,mungkin juga apa yang dimaksud dari ungkapan tersebut adalah memungkinkan untuk terus ber-mujahadah,melakukan amal-amal saleh dan ibadah-ibadah yang lain,dimana semuanya telah menjadi kebiasaannya,sehingga bisa merasakan kelezatan,menemukan manisnya dan hilang rasa capek dan letih yang pernah dirasakan sebelumnya.

Sebagaimana sebagian kaum Sufi yang lain mengatakan _ dan saya kira si Sufi itu tidak lain adalah Muhammad bin Wasi':

"Saya berjuang dengan penuh kesulitan untuk menghidupkan malamku selama dua puluh tahun,dan saya bisa merasakan nimatnya selama dua puluh tahun pula."

Sementara yang lain juga mengatakan _ saya kira dia adalah Malik bin Dinar,;

"Lidah saya berkomat-kamit membaca al-Qur'an selama dua puluh tahun,dan saya bisa merasakan nikmatnya membaca al-Qur'an selama dua puluh tahun pula."

Al-Junaid berkata,"Seseorang tak akan bisa diantarkan sampai pada memelihara hak-hak Allah kecuali dengan menjaga rahasia hati.Barang siapa tidak memiliki rahasia hati (sirr) maka adalah orang yang selalu berbuat dosa.Sementara orang yang selalu berbuat dosa tak akan pernah ada kebaikan yang bisa jernih."

Sementara itu,jawaban-jawaban kaum Sufi tentang al-Maqamat dan al-Ahwal cukup banyak.Dan apa yang saya sebutkan disini cukup ringkas.Semoga Allah senantisa memberi taufik kepada kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

trimakasi atas kunjungan nya
mudah mudahan taufik dan hidayah allah selalu menyertai kita