بسم الله الرحمن الرحيم

Senin, 03 Maret 2014

BAGIAN KEDUA KAUM SUFI DALAM MEMAHAMI DAN MENGIKUTI KITAB ALLAH SWT. (III).TINGKATAN PERBEDAAN ORANG-ORANG YANG MENDENGAR SERUAN ALLAH SWT. DAN TINGKAT PENERIMAAN KEREKA.

Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- berkata:Orang-orang yang mendengar seruan (khithab) Allah dibedakan menjadi tiga tingkatan:

Pertama, diantara mereka terdapat orang yang mendengar khithab (seruan),sekaligus menerima dan mengikutinya tapi kemudian berpaling dari ayat yang diserukan-Nya - dimana keterangannya sebagian telah kami sebutkan,dan sebagian ayat-ayat yang searti ada yang belum kami sebutkan.Namun ia tidak dapat mengamalkan apa yang ada dalam ayat tersebut dan tidak dapat memanfaatkan pahala yang dijanjikan Allah swt. Ia sibuk dengan urusan duniawi,lupa dengan Tuhannya,mengikuti kemauwan nafsu,lebih memilih kesenangan dari pada melaksanakan kewajiban,mengabulkan ajakan-ajakan musuh (setan) dan cendrung pada perintah nafsu dan kesenangannya.Mereka adalah orang-orang yang sifatnya diterangkan dalam al-Qur'an,dimana Allah melarang mereka dan mencemoohnya dalam firman-Nya:

"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawanafsunya sebagai tuhannya,dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakan tutup atas penglihatannya? Maka siapakan yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (memberikannya sesat)." (Q.S. Al-Jatsiyah: 23)

Dan firman-Nya:

"Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami,serta menuruti hawa nafsunya." (Q.S. Al-Kahfi: 28)

Dan firman-Nya,

"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf (Q.S. Al-A'raf: 199), "Dijadikan indah pada. (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang menarik,yaitu:wanita-wanita,anak-anak,harta yang banyak dari jenis emas,perak,kuda pilihan,binatang-binatang ternak dan sawah ladang.Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)." (Q.S. Ali-Imran: 14)

dan
"Katakanlah,'Bolehkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu ?' Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah),pada sisi Tuhan mereka ada surga yang sungai-sungai mengalir di bawahnya; mereka kekal di dalamnya.Dam (mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta keridhaan Allah:Dan Allah maha melihat hamba-hamba-Nya." (Q.S. Ali Imran: 15)

Kedua, orang yang mendengar seruan (khithab),mengabulkannya,bertobat,kembali kepada Allah,berbuat ketaatan,mengaktualisasikan dalam berbagai kondisi spiritual dan tingkatan-tingkatan spiritual,jujur dalam bermuamalah dan memurnikan hanya untuk Allah (ikhlas) dalam berbagai kedudukan spiritual.Mereka adalah orang-orang yang disebutkan Allah swt.dalam Kitab-Nya dan pahala yang dijanjikan-Nya untuk mereka.Maka Allah berfirman,;

"(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat." (Q.S. An-Naml), "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh,bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal," (Q.S. Al-Kahfi: 107)

dan 
"Barangsiapa mengerjakan amal saleh,baik laki-laki maupun perempuan,sementara ia beriman,maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (Q.S. An-Nahl: 97)

Para ulama mengatakan,bahwa "kehidupan mulia" dalam ayat tersebut adalah ridha dan hanya merasa puas dengan Allah Azza wa Jalla.

Selanjutnya Allah swt.berfirman,;

"Sesungguh beruntung orang-orang yang beriman,(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya,dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna." (Q.S. Al-Mu'minun: 1-3).

Amr al-Makki berkata, "Segala sesuatu selain Allah swt.yang terbersit di dalam hati adalah sia-sia dan tidak bermanfaat."

Kemudian Allah swt.memberitahu tentang orang-orang yang menauhidkan Allah dan berpaling dari segala sesuatu selain Allah,;

"Mereka itu orang-orang yang akan mewarisi,(yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus.Mereka kekal di dalamnya." (Q.S. Al-Mu'minun: 10-11)

Allah banyak menyebut meraka dalam al-Qur'an,dan mengunggulkannya daripada yang lain dengan menyebut mereka dan menjadikan pahala yang sangat besar untuknya.

Ketiga, adalah orang-orang yang disebut Allah swt.dan ini merupakan kemuliaan yang diberikan Allah kepada mereka.Mereka dinisbatkan kepada keilmuan dan rasatakut yang ada dalam hati mereka.Maka Allah swt.berfirman:

"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambanya-Nya,hanyalah ulama." (Q.S. Fathir: 28). "Dan orang-orang yang berilmu yang menegakkan keadilan." (Q.S. Ali Imran: 18).

dan
"Apakah sama antara orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" (Q.S. Az-Zumar: 9).

Kemudian Allah lebih mengkhususkan sekelompok kaum dari mereka dengan firman-Nya,;

"Dan orang-orang yang mendalam ilmunya." (Q.S. Ali Imran: 7).

Ini merupakan kelebihan yang diberikan kepada mereka dengan sifat-sifat yang dimiliki.

Abu Bakar al-Wasithi mengatakan, "Orang-orang yang keilmuannya kuat dan mendalam adalah mereka yang tertancap kuat dengan jiwanya dalam kegaiban hal yang gaib dan dalam rahasianya rahasia.Lalu Allah member tahu mereka apa yang merka ketahui.Dia menginginkan sebagian dari mereka - sesuai dengan ayat tersebut - apa yang. tidak Dia inginkan untuk yang lain.Mereka bisa menyelami kedalaman lautan ilmu dengan paham untuk mencari tambahan.Akhirnya sanggup mengungkap tumpukan-tumpukan berbagai simpanan rahasia dibalik setiap huruf dan ayat dari pemahaman dan keajaiban nash. Mereka snggup mengeluarkan mutiara dan permata,akhirnya mampu berbicara dengan berbagai hikmah."

Di antara kelompok ini terdapat orang yang melihat lautan hanya ibarat setetes ludah bila dibandingkan ketika menyaksikan berbagai ilmu rahasia yang dikhususkan Allah swt.dimana Dia mengkhususkannya untuk para nabi,para wali dan orang-orang pilihan-Nya.Ketika dalam kejernihan berdzikir dan berkonsentrasi diri,ia menyelami dengan rahasia hatinya kedalam relung kedalaman samudra paham.Akhirnya mendapatkan mutiara yang sangat berharga,dimana ia merupakan ilmu berbagai sumber pembicaraan tentang "dari mana ", lalu mendapatkan pada kenyataan.Dimana pada akhirnya ia menjadi orang yang paling tidak butuh mencari.

Ini penjelasan tentang pembicaraan al-Wasithi tentang apa yang telah kami sebutkan.Sedangkan apa yang dibicarakan oleh al-Wasithi tersebut adalah berasal dari Abu Said al-Kharraz yang searti dengan itu.

Abu Said berkata,"Pertama kali untuk memahami Kitab Allah Azza wa Jalla adalah mengamalkannya.Sebab di dalamnya terdapat keilmuan,pemahaman dan penggalian hukum (istinbath).Sementara itu pemahaman pertama kali adalah sama' (mendengar dengan akstase) dan menyaksikan dengan kedekatan hati (musyahadah).Sebab Allahswt.berfirman:

"Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya,sedang dia menyaksikannya." (Q.S. Qaf: 37).

Dan firman-Nya:

Sementara itu seluruh al-Qur'an adalah baik.Sedangkan makna,"mengikuti apa yang terbaik adalah tersingkapnya hati nurani untuk memahami berbagai keajaiban ketika berusaha mendengar dan kemudian ekstase dari cara memahami dan menggali hukum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

trimakasi atas kunjungan nya
mudah mudahan taufik dan hidayah allah selalu menyertai kita