بسم الله الرحمن الرحيم

Senin, 03 Maret 2014

BAGIAN KEDUA KAUM SUFI DALAM MEMAHAMI DAN MENGIKUTI KITAB ALLAH SWT.(VII) PENEKANAN (TASYDID)DALAM AL-QUR'AN DAN ALASANNYA.

Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- berkata:Perlu Anda ketahui,bahwa Allah telah mewajibkan kepada hamba-Nya untuk bertakwa dengan firman-Nya:

"Maka bertakwalah kalian kepada Allah menurut kemampuanmu." (Q.S. At-Taghabun: 16)

Andaikan mereka datang dengan membawa seluruh amal para malaikat,para nabi dan orang-orang yang jujur,kemudian Allah meminta kepada mereka akan hakikat amal-amal tersebut,tentu argumentasi yang memberatkan mereka akan lebih besar daripada yang menguntungkannya.

Apakah Anda tidak memperhatikan para malaikat yang secara kodrati mereka diciptakan untuk melakukan berbagai macam ibadah masih juga berkata,;

"Mahasuci Engkau,wahai Tuhan kami,kami tidak mampu menyembah (beribadah) kepada-Mu dengan ibadah yang semestinya untuk-Mu.Kemudian mereka berkata,'Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami." (Q.S. Al-Baqarah:32)

Mereka cuci tangan dari ilmu pengetahuan dan ibadah mereka tatkala menyaksikan hakikat.

Sedangkan makna firman Allah Azza wa Jalla:

"Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kepada Allah sebenar-bener takwa kepada-Nya." (Q.S. Ali Imran: 102)

Maka sebaiknya Anda merujuk kembali kepada firman Allah swt.,;

"Maka bertakwalah kalian kepada Allah menurut kemampuanmu." (Q.S. At-Taghabun: 16).

Sementara itu penekanan makna adalah pada firman Allah,;

"Maka bertakwalah kalian kepada Allah menurut kemampuanmu." (Q.S. At-Taghabun: 16).

Sebab andaikan Anda mampu shalat sebanyak seribu rakaat dan Anda mampu melakukan satu rakaat lagi namun Anda tunda pada waktu yang lain,maka Anda telah meninggalkan apa yang seharusnya bisa Anda lakukan dengan kemampuan Anda.Dan andaikan Anda berdzikir (menyebut dan mengingat) Allah sebanya seribu kali,dan Anda masih mampu berdzikir sekali lagi,namun Anda tunda di waktu yang lain berarti Anda telah meninggalkan apa yang seharusnya bisa Anda lakukan sesuai dengan kemampuan Anda.Demikian halnya jika Anda bersedakah kepada seorang pengemis senilai satu dirham,dan Anda mampu memberikan satu dirham lagi atau sebutir makanan yang lain,namun Anda tidak melakukannya,maka Anda telah meninggalkan apa yang bisa Anda lakukan sesuai dengan kemampuan Anda.

Oleh karenanya,kami katakan,bawa titik penekanannya adalah firman-Nya, [mas ta tho'-tum] ("sesuai dengan kemampuan kalian").

Dan diantara ayat-ayat yang di dalamnya terdapat penekanan adalah firman Allah:

"Maka demi Tuhannu,mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan,kemudian mereka merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan,dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (Q.S. An-Nisa': 65).

Titik penekanan dalam ayat ini ialah,Allah swt.menyebutkan suatu sumpah bahwa mereka benar-benar tidak beriman sehingga mereka mengangkat Rasulullah.saw.sebagai hakim yang memutuskan perkara yang mereka perselisihkan.Tapi apabila mereka mendapatkan keberatan atau keputusan yang tidak mereka senangi,_ misalnya Rasulullah.saw.memutuskan hukuman mati kepada mereka _ maka mereka akan keluar dari keimanannya.

Dalam ayat tersebut,Allah telah bersumpah,bahwa mereka mesti keluar dari keimanan.

Maka apabila hal itu kita kiaskan terhadap apa yang Allah perintahkan kepada kita,misalnya bersabar atas berbagai keputusan hukum Allah dan ridha dengan apa yang Dia bagikan kepada kita,mulai dari akhlak,rezeki,ajal,amal perbuatan dan lain-lain tentu kita dan bahkan sebagian besar umat manusia tidak akan menemukan keimanan,sekalipun hanya sebesar atom (dzarrah).Dan andaikan tidak ada harapan makhluk akan kelusan rahmat Allah swt.niscaya dengan demikian mereka akan hancur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

trimakasi atas kunjungan nya
mudah mudahan taufik dan hidayah allah selalu menyertai kita