بسم الله الرحمن الرحيم

Selasa, 18 Februari 2014

SPESIALISASI DALAM BERBAGAI ILMU AGAMA,DAN MASING MASING DISIPLIN ILMU ADA AHLINYA SENDIRI,SERTA BANTAHAN TERHADAP MEREKA YANG MENGINGKARI ILMU TERTENTU BERDASARKAN AKALNYA DAN TIDAK MENYERAHKAN PADA AHLINYA DAN YANG KOMPETEN DENGANNYA

Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- berkata: Ada sekelompok ulama yang mengingkari adanya kekhususan (spesialisasi) dalam ilmu syariat.Sementara dikalangan para imam tak memperselisihkan,bahwa Rasulullah.saw.diperintahkan untuk menyampaikan apa yang diturunkan ALLAH SWT.padanya.Sebagaimana firman-Nya:

"Hai Rasul,sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu.Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu,berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya." (Qs. Al-Ma'idah: 67).

Diriwayatkan dari Nabi saw.,bahwa beliau pernah bersabda:

"Andaikan kalian tahu apa yang saya tahu,niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis." (Hr.Bukhari,Muslim,Ahmad,Hakim,dan ath-Thabrani).

Andaikan pengetahuan beliau yang tidak banyak diketahui oleh umatnya merupakan bagian dari ilmu-ilmu yang ALLAH SWT.perintahkan untuk menyampaikannya pasti beliau akan menyampaikannya.Dan andaikan sahabatnya boleh bertanya tentang hal itu,tentu mereka akan menanyakannya.

Sementara itu dikalangan orang-orang berilmu tidak pernah memperselisihkan,bahwa diantara para sahabat Rasulullah.saw.ada yang memiliki spesialisasi dan disiplin ilmu tertentu.Sebagaimana Hudzaifah yang memiliki ilmu khusus tentang nama-nama orang-orang munafik, yang Rasulullah.saw.merahasiakan hanya untuknya.Sehingga Umar r.a. pernah menanyakan pada Hudzaifah. "Apakah saya termasuk dalam daftar kaum munafik tersebut?" tanya Umar.

Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib r.a., bahwa ia pernah berkata,"Rasulullah.saw.mengajariku tujuh puluh bab tentang ilmu pengetahuan, dimana beliau tidak pernah mengajarkannya kepada siapa pun selain aku."

Hal ini akan disebutkan secara lengkap di akhir buku ini.Sementara saya perlu mengemukakannya di sini hanyalah untuk menegaskan,bahwa ilmu yang ada dikalangan para ahli Hadist,ahli fiqih dan kaum Sufi adalah ilmu agama.

Masing-Masing kelompok dari orang-orang berilmu,dalam disiplin ilmu yang mereka kuasai memiliki karya-karya agung dan berbagai macam pendapat.Sebagaimana juga mereka memiliki imam-imam terkemuka yang disepakati oleh orang sezamannya untuk di jadikan imam mereka,karena kelebihan yang dimilikinya dalam ilmu dan kemampuan intelektualnya.

Tidak perlu diperdebatkan lagi,bahwa para ahli Hadis jika mendapatkan dalam ilmu Hadis, cacat (illat) yang ada pada Hadis dan tentang para perawi,tidak akan merujuk kepada para ahli fiqih.Sebagaimana para ahli fiqih,jika mendapatkan kesulitan dalam masalah-masalah fiqih seperti kasus berubahnya khamer menjadi cuka, masalah binatang yang halal dikonsumsi,termasuk binatang darat ataukah hidup di air atau bisa kedua-duanya (ampibi) ,masah membangun perumahan dan masalah-masalah wasiat.Mereka tidak akan pernah merujuk kepada para ahli hadis.Begitu juga orang-orang yang berbicara masalah perasaan hati,peninggalan-peninggalan rahasia,muamalah hati nurani,menjelaskan dan menggali ilmu-ilmu tersebut dengan isyarat-isyarat yang halus dan makna-makna yang agung.Ketik ada seseorang mendapatkan kesulitan tentang masalah-masalah tersebut tidak akan merujuk kecuali pada seorang alim yang memiliki keahlian di bidang ini,benar-benar melakukan dan membiasakannya,menyelami dan mengarungi rahasia-rahasia ilmunya.Maka barang siapa tidak melakukan seperti itu,berarti ia telah benar-benar melakukan kesalahan.

Seseorang tidak boleh mengumbar lidahnya dalam menggunjing suatu kaum yang ia sendiri tidak paham tentang kondisi mereka,tidak mengetahui keilmuannya,tidak memahami maksud dan tingkatannya.Akibatnya hanya akan menghancurkan dirinya sendiri dan mengira,bahwa ia termasuk orang-orang yang ahli dalam memberi nasihat._Semoga Allah melindungi kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

trimakasi atas kunjungan nya
mudah mudahan taufik dan hidayah allah selalu menyertai kita