بسم الله الرحمن الرحيم

Senin, 03 Maret 2014

BAGIAN KEDUA KAUM SUFI DALAM MEMAHAMI DAN MENGIKUTI KITAB ALLAH SWT.(V).SIFAT ORANG-ORANG YANG SANGGUP MENGUASAI HATI NURANI DALAM MEMAHAMI AL-QUR'AN

Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- berkata:Allah swt.telah menyebut sifat seluruh orang-orang yang sanggup menguasai hati nuraninya dan orang-orang ahli hakikat.Dari para murid,orang-orang arif,orang-orang yang sanggup mengaktualisasikan masalah sebenarnya,orang-orang sanggup menghayati,orang-orang yang ahli dalam bermujahadah dan pelatihan spiritual dan orang-orang yang mendekatkan diri kepada-Nya dengan berbagai bentuk ketaatan,baik secara lahir maupun batin.Sebagaimana yang dijelaskan dalam Kitab-Nya,yaitu firman-Nya yang menjelaskan para malaikat-Nya:

"Orang-orang [Nabi Isa,'Uzair dan para malaikat] yang mereka sembah itu;mereka sendiri (mengajak) mencari jalan (kedekatan) kepada Tuhannya,siapa diantara mereka yang paling dekat (dengan Tuhannya)." (Q.S. Al-Isra' :57).

Dia juga berfirman kepada orang-orang mukmin;

"Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya." (Q.S. Al-Ma'idah)

Maka dalam ayat ini ada penjelasan tentang sifat orang-orang yang beriman dengan kegaiban,dimana mereka berusaha mencari wasilah (sarana).

Kemudian pada ayat lain ada penjelasan tentang sifat orang-orang mukmin,dimana Allah mendorong mereka untuk bersegera menuju kebaikan.Maka Allah Azza wa Jalla berfirman,;

"Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa),Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak,sebenarnya mereka tidak sadar." (Q.S. Al-Mu'minun: 55-6).

Dari ayat ini,orang yang punya keahlian untuk memahami dapat mengambil pengertian,bahwa langkah pertama dalam bersegera menuju kebaikan adalah meminimalkan masalah duniawi dan tidak selalu memikirkan tentang masalah rezeki,menghindar dan lari dari mengumpulkan dunia dan menahan untuk tidak memberikannya kepada orang lain dengan cara memilih lebih sedikit (fakir) daripada melimpah (kaya).Sementara zuhud dalam masalah dunia adalah menjadi kesukaannya.

Selanjutnya Allah menyebutkan orang-orang yang bersegera menuju kebaikan dan menjelaskan sifat mereka dalam firman-Nya;

"Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka." (Q.S. Al-Mu'minun: 57).

Dalam ayat ini Allah menjelaskan,bahwa mereka memiliki sifat sayang (lemah lembut) karena adanya rasa takut (khasyyah) kepada Tuhannya.Kedua sifat ini merupakan sifat batin dan merupakan kegiatan hati nurani.Rasa takut adalah rahasia hati yang sangat samar.Sedangkan rasa belas kasih akibat rasa takut adalah lebih samar daripada rasa takut.

Inilah yang disebut Allah swt.dalam firman-Nya,

"Maka sesungguhnya Dia Maha Mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi." (Q.S. Thaha: 7).

Dikatakan pula, "Bahwa rasa takut adalah kegelisahan hati akibat selalu tegak di Hadirat Allah swt.".

Kemudian setelah tingkatan yang mulia ini dan kondisi spiritual yang tinggi sebagaimana yang dijelaskan sifat oleh Allah swt.dari sifat rasa belas kasih,takut dan sebagainya,maka Allah berfirman;

"Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka." (Q.S. Al-Mu'minun: 58).

Sebelum ada rasa takut dan belas kasih mereka telah beriman lebih dahulu dengan ayat-ayat Allah.Maka bisa diketahui,bahwa yang Dia maksudkan dengan hal itu adalah bertambahnya iman.Apakah Anda tidak melihat,bahwa Dia menerangkan sifat Rasulullah.saw.dengan keimanan setelah Allah lebih dahulu menerangkan dengan kerasulan dan kenabiannya.Ini tercermin dalam firman-Nya:

"Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya,seorang Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (Kitab-kitab-Nya)." (Q.S. Al-A'raf: 158).

Orang-orang berilmu dan ahli dalam memahami telah berijtihad dan mengambil pengertian dari ayat ini,bahwa bertambahnya keimanan.semua itu tidak ada batas akhirnya.

Kemudian Allah Azza wa Jalla berfirman:

"Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan (apa pun) dengan Tuhan mereka." (Q.S. Al-Mu'minun: 59).

Allah menyebutkan,bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak menyekutukan Tuhannya,setelah sebelumnya menerangkan bahwa mereka adalah orang-orang yang memiliki rasa takut,belas kasih dan iman.

Orang-orang berilmu yang ahli dalam memahami telah mengambil pengertian dari ayat tersebut dan juga tahu pengertian yang digali dari ayat tersebut,bahwa Allah menyebutkan syirik (menyekutukan Tuhan) dalam ayat tersebut adalah syirik yang samar (syirik khafi),yang selalu memperlihatkan kepada hati nurani untuk melihat ketaatan dan mencari imbalan setelah seseorang sanggup menyaksikan keimanan yang jelas,bahwa tidak ada yang sanggup memberi manfaat atau bahaya,tidak ada yang sanggup memberi dan mencegah selain Allah swt.Pada saat itu,mereka kembali bersemangat dan bersungguh-sungguh.Mereka merendahkan diri dihadapan Allah dan mencari kemurnian dan keselamatan hati mereka dengan kejujuran ikhlas dalam keikhlasan.Mereka pun tahu,bahwa sesuai dengan kadar kemurnian iman masing-masing mereka mampu melihat berbagai syirik dan riya' yang lembut dan sulit dipahami,dimana hal itu lebih lembut dan lebih samar daripada gerakan semut yang merayap di atas batu hitam dalam kegelapan malam yang sangat pekat.

Disebutkan dari Shl bin Abdullah,bahwa ia pernah berkata, "Orang-orang yang bertauhid dengan mengucapkan kalimat La Ilaha illallah adalah cukup banyak,sementara orang yang benar-benar ikhlas dari mereka sangat sedikit."

Sahl bin Abdullah juga mengatakan, "Seluruh dunia adalah bodoh kecuali terdapat keilmuan,sementara seluruh keilmuan akan menjadi argumentasi yang menyudutkan Anda kecuali mengamalkannya,sedangkan beramal seluruhnya akan menjadi hamburan debu yang tak berarti kecuali bagian-bagian yang ada unsur keikhlasan.Dan orang-orang yang memiliki keikhlasan masih dalam kondisi yang sangat mengkhawatirkan."

Kemudian Allah swt.berfirman:

"Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan,dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa)sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka." (Q.S. Al-Mu'minun: 60).

Dari ayat ini orang-orang yang ahli dalam memahami telah menggali suatu pengertian,bahwa gemetarnya hati mereka karena mendapatkan anugrah Allah untuk bisa bersegera dan bersaing menuju berbagai kondisi spiritual yang telah kami sebutkan.Dimana gemetarnya sama sekali tidak dapat diungkap oleh ilmu apa pun dan tidak seorang makhluk pun yang sanggup memahaminya.Ini adalah ilmu pamungkas.Di mana jauh sebelumnya dalam kegaiban Allah telah menentukan mana diantara mereka yang celaka dan mana yang bahagia.Maka dalam kondisi demikian terputus tali pusat jantung mereka,tercenganglah akal dan pikiran mereka.Ilmu mereka pun hilang dan pemahamannya pun hanyut.Kemudian mereka menghadap kepada Allah swt.dengan sejujurnya untuk mencari perlindungan dan menunjukan kebutuhannya.

Untuk mendukung pembenaran hal itu adalah Hadis yang diriwayatkan dari Aisyah r.a.,bahwa ia pernah beritanya kepada Rasulullah.saw.,;

"Wahai Rasulullah,apa maksud 'Orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan,dengan hati yang takut." (Q.S. Al-Mu'minun: 60). Apakah itu orang yang berzina,mencuri dan minum-minuman terlarang?" Maka Nabi menjawab, 'Bukan,akan tetapi ia adalah orang yang shalat,berpuasa dan bersedekah.Akan tetapi ia takut kalau amalnya tidak diterima'.

Kemudian Nabi membacakan ayat:

"Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan,dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya'." (Q.S. Al-Mu'minun: 61).

Dari ayat ini menunjukkan,bahwa bersegera dan bersaing untuk menuju kebaikan-kebaikan ini akan mendapatkan derajat orang-orang terdepan dan posisi mereka bisa diharapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

trimakasi atas kunjungan nya
mudah mudahan taufik dan hidayah allah selalu menyertai kita