بسم الله الرحمن الرحيم

Sabtu, 22 Februari 2014

(8). THUMA'NINAH (KETENANGAN)

Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- berkata:Allah swt.telah berfirman;

يَـٰٓأَيَّتُہَا ٱلنَّفۡسُ ٱلۡمُطۡمَٮِٕنَّةُ (٢٧)

"Wahai jiwa yang tenang." (Q.s. Al-Fajr: 27).

Dalam sebuah tafsir disebutkan, "Yang merasa tenang dengan keimanan."

Allah Azza wa Jalla juga berfirman;

ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطۡمَٮِٕنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِ‌ۗ أَلَا بِذِڪۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَٮِٕنُّ ٱلۡقُلُوبُ (٢٨)

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah.Ingatlah,hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram."(Q.s. Ar-Ra'd:28 )

Allah juga berfirman dalam kisah Nabi Ibrahim a.s.;

وَلَـٰكِن لِّيَطۡمَٮِٕنَّ قَلۡبِى‌ۖ

"...akan tetapi agar hatiku semakin mantap (dengan imanku)." (Q.s. Al-Baqarah:260).

Sahl bin Abdullah _ rahimahullah _ berkata,"Jika hati seorang hamba merasa senang dan tenang kepada Tuannya,maka kondisi spiritualnya akan menjadi kuat.Jika kondisi spiritualnya kuat maka segala sesuatu akan senang dan simpati kepadanya."

Al-Hasan bin Ali ad-Damighani _ rahimahullah _ pernah ditanya tentang firman Allah Azza wa Jalla,;

ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطۡمَٮِٕنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِ‌ۗ

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah." (Q.s. Ar-Ra'dan: 28)

Maka ia mengatakan,"Sesungguhnya hati itu gembira,senang,tenang dan damai kemudian disingkapkan hal-hal yang tertutup. "Ia melanjutkan,"Gembira karena mengetahui (ma'rifat) atas Keagungan dan Kebesaran Allah swt.Senang karena mengetahui rahmat dan keutamaan-Nya.Tenang karena mengetahui jaminan Allah untuk dicukupkan dan kebenaran akan janji-Nya.Dan merasa senang karena mengetahui kebaikan Allah dan kelembutan-Nya."

Asy-Syibli ditanya tentang makna ucapan Abu Sulaiman ad-Darani,"Jika jiwa (nafsu) telah mendapatkan makanannya,maka ia akan tenang ,"maka ia menjawab,"Maksudnya ialah jika ia tahu Dzat Yang memberinya makanan,maka ia akan tenang."

Thuma'ninah (ketenangan) adalah kondisi spiritual yang tinggi.Dimana ia merupakan kondisi spiritual seorang hamba yang akalnya kokoh,imannya kuat ilmunya mendalam,dzikirnya jernih dan hakikatnya tertancap kokoh.

Sementara itu thuma'ninah (ketenangan) dibedakan menjadi tiga macam;

Pertama, ketenangan bagi kaum awam.Sebab di saat mereka berdzikir (mengingat) Allah, mereka merasa tenang dengan berdzikir kepada-Nya.Maka bagian yang mereka dapatkan dari dzikir tersebut adalah dikabulkannya doa-doa mereka dengan diperluas rezekinya dan dihindarkan dari bencana.Inilah yang difirmankan Allah Azza wa Jalla, ٱلنَّفۡسُ ٱلۡمُطۡمَٮِٕنَّةُ "jiwa yang tenang." (Q.s. Al-Fajr: 27).Yakni keimanan bahwa tidak ada yang sanggup menolak dan mencegah kecuali Allah.

Kedua,adalah ketenangan bagi orang-orang khusus.Karena mereka rela dan senang atas keputusan (takdir)-Nya,sabar atas cobaan-Nya,ikhlas,takwa,tenang dan merasa mantep dengan firman Allah:

إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحۡسِنُونَ (١٢٨)

"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat baik." (Q.s. An-Nahl: 128).

Dan firman-Nya;

إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ (٤٦)

"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar" (Q.s. Al-Anfal: 46).

Mereka merasa tentram dan mantap dengan firman-Nya yang menyatakan "kebersamaan" (ma-a').Maka ketenangan mereka bercampur dengan penglihatan mereka pada ketaatan yang mereka lakukan.

Ketiga,golongan yang paling khusus.Mereka tahu bahwa rahasia-rahasia hati mereka tidak sanggup merasa tentram kepada-Nya dan tidak bisa tenang kepada-Nya,karena kewibawaan dan keagungan-Nya.Sebab dia tidak memiliki ambang batas tertentu yang bisa dijangkau,;

"Tidak ada sesuatu yang menyamai-Nya" (Q.s. Asy-Syura: 11).Dan firman-Nya,; وَلَمۡ يَكُن لَّهُ ۥ ڪُفُوًا أَحَدٌ (٤) "Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya." (Q.s. Al-Ikhlas: 4).Maka barangsiapa yang dalam rahasia-rahasia hatinya memiliki nilai seperti itu,lalu kepada apa atau siapa hatinya bisa merasa tentram atau tenang? Dan barang siapa haus menginginkan tambahan,maka ia akan tercebur kedalam lautan yang didalamnya tidak ada lagi bayangan-bayangan atau prasangka.Ini adalah ungkapan yang saya ringkaskan dari ucapan al-Wasithi.

Sementara itu thuma'ninah akan mengakibatkan kondisi spiritual musyahadah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

trimakasi atas kunjungan nya
mudah mudahan taufik dan hidayah allah selalu menyertai kita