بسم الله الرحمن الرحيم

Rabu, 19 Februari 2014

.2.QURBAH (KEDEKATAN)

Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- berkata:Allah swt.berfirman:

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepamu tentang Aku,maka (jawablah) bahwa sesungguhnya Aku adalah dekat." (Qs. Al-Baqarah: 186)

Dan firman-Nya:

"Dan Kami lebih dekat dengannya daripada urat leher." (Qs. Qaf: 16).

Firman-Nya juga;

"Dan Kami lebih dekat dengannya daripada kalian,namun kalian tidak melihat." (Qs. Al-Waqi'ah: 85).

Kemudian Allah berfirman dalam menjelaskan sifat para malaikat-Nya;

"Orang-orang [Nabi Isa, 'Uzair dan para malaikat] yang mereka sembah itu;mereka sendiri (mengajak) mencari jalan (kedekatan) kepada Tuhannya,siapa di antara mereka yang paling dekat (dengan Tuhannya)." (Qs. Al-Isra': 57).

Al-Wasilah dalam ayat tersebut adalah kedekatan dengan Allah.

Dalam ayat ini,Allah menyebutkan kedekatan mereka dengan-Nya,kemudian Dia menyebutkan kedekatan mereka dalam artian tawasul (mencari jalan) mereka kepada Allah dengan mendekatkan diri kepada-Nya.Lalu siapa diantara mereka yang paling dekat dengan-Nya.

Kondisi spiritual qurbah (kedekatan) bagi seorang hamba adalah menyaksikan dengan mata hatinya akan kedekatan Allah swt.dengannya.Sehingga ia akan melakukan pendekatan diri kepada-Nya dengan ketaatan-ketaatan dan seluruh perhatiannya.selalu terpusatkan di hadapan Allah dengan selalu mengingat-Nya dalam segala kondisinya.Baik secara lahiriah maupun rahasia hati.

Orang-orang yang memiliki kondisi spiritual qurbah ini dibedakan menjadi tiga kondisi:

Di antara mereka ada yang mendekatkan diri kepada Allah swt.dengan melakukan berbagai macam ketaatan.Sebab mereka tahu,bahwa Allah Maha mengetahui mereka,dekat dengan mereka dan Kekuasaan-Nya di atas mereka.

Di antara mereka juga ada orang yang sanggup mengaktualisasikannya secara hakiki.Sebagaimana yang diucapkan oleh Amir bin Abdul Qais, :

"Setiap kali saya melihat sesuatu tentu saya melihat Allah lebih dekat dengannya daripada saya sendiri."

Sebagaimana pula yang dikemukakan oleh seorang penyair;

Aku capai hakikat-Mu dalam rahasia hati, lalu lisanku berbisik memanggil-Mu. Kita kumpul karena berbagai makna, Kita pun berpisah arena berbagai makna Jika kegaiban-Mu dari kedipan mataku karena Keagungan-Mu Namun wajd (cintaku) telah menjadikan-Mu Begitu dekat denganku.

Al-Junaid _ rahimahullah - berkata, "Perlu Anda ketahui,bahwa Dia dekat dengan hati para hamba-Nya sesuai dengan kadar kedekatan hati para hamba dengan-Nya.Maka lihatlah apa yang dekat dengan hati Anda?"

Sementara sebagian Sufi yang lain mengatakan,:"Sesungguhnya Allah memiliki para hamba yang Dia dekatkan dengan sesuatu dimana dengan sesuatu itu Allah akan dekat dengan mereka.Mereka dekat dengan-Nya karena sesuatu,dimana dengan sesuatu itu Allah dekat dengan mereka." Ini adalah tingkatan kedua dari kondisi spiritual qurbah.

Adapun tingkatan kondisi spiritual para tokoh dan orang-orang yang sanggup mencapai tinkatan puncak adalah sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Abu al-Husain an-Nuri _ rahimahullah _ kepada seseorang yang datang menemuinya.

"Darimana Anda datang?"
"Dari Baghdad," jawab orang tersebut.
"Siapa yang menjadi teman Anda sewaktu di Baghdad?" tanya an-Nuri.
"Abu Hamzah," jawabnya.
"Jika Anda kembali ke Baghdad, maka katakan kepada Abu Hamzah,'Dekatnya kedekatan dalam makna apa yang kami isyaratkan adalah jauhnya kejauhan'," tutur an-Nuri. 

Dan sebagaimana yang dikatakan ole Abu Ya'kub as-Susi _ rahimahullah,;

"Selagi seorang hamba masih berada dalam kedekatan,maka sebenarnya ia belum mencapai kedekatan,sehingga ia sirna dari kedekatannya dengan Allah karena kedekatan Allah dengannya.Maka apabila ia tidak lagi melihat kedekatannya dengan Allah karena dekat-Nya dengan hamba,maka pada saat itulah yang disebut kedekatan hakiki."

Sementara itu spiritual qurbah mengharuskan kondisi spiritual mahabbah (rasa cinta) dan khauf (takut).

1 komentar:

  1. Surat At-Tahrim Ayat 8
    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
    8. Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu".

    BalasHapus

trimakasi atas kunjungan nya
mudah mudahan taufik dan hidayah allah selalu menyertai kita