بسم الله الرحمن الرحيم

Selasa, 18 Februari 2014

XIV.SIFAT KAUM SUFI DAN SIAPA MEREKA?

Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- berkata:Ada pun sifat-sifat kaum Sufi dan siapa sebenarnya mereka,adalah sebagaimana yang pernah dijawab ole Abdul Wahid bin Zaid _ sebagaimana yang saya pernah terima _ di mana ia adalah salah seorang yang sangat dekat dengan Hasan al-Bashri _ rahimahullah _ ketika ditanya,"Siapakah kaum Sufi itu menurut anda?" Ia menjawab,:

"Adalah mereka yang menggunakan akalnya tetkala ditimpa kesedihan dan selalu menetapinya dengan hati nurani,selalu berpegang teguh pada Tuhannya (Allah) dari kejelekan nafsunya.Maka merekalah kaum Sufi"

Dzu-Nun al-Mishri _ rahimahullah _ ditanya tentang Sufi,kemudian ia menjawab,;

"Seorang Sufi ialah orang yang tidak dibikin lelah oleh tuntutan,dan tidak dibuat gelisah oleh sesuatu yang hilang darinya. "Dzun-Nun juga pernah mengemukakan, "Orang-orang Sufi adalah kaum yang lebih mengedepankan Allah daripada segala sesuatu.Maka dengan demikian Allah akan mengutamakan mereka diatas segala-galanya"

Pernah ditanyakan pada sebagian orang Sufi,"Siapa yang pantas menjadi sahabatku?" Maka ia menjawab,;

"Bertemanlah dengan kaum Sufi,karena dimata mereka kejelekan yang ada pasti memiliki berbagai alasan untuk dimaafkan.Sedangkan sesuatu yang banyak dalam pandangan mereka tak ada artinya,sehingga tak membuat Anda meresa bangga ('ujub)."

Al-Junaid bin Muhammad _ rahimahullah _ ditanya tentang kaum Sufi,"Siapa mereka?" Ia menjawab,;

"Mereka adalah kaum pilihan Allah dari makhluk-Nya yang Dia sembunyikan tetkala Dia menyukai dan Dia tampakkan tatkala Dia menyukai pula."

Abu al-Husain Ahmad bin Muhammad an-Nuri _ rahimahullah _ ditanya tentang kaum Sufi,maka ia menjawab,:

"Kaum Sufi ialah orang yang mendengar sama' (ekstase ketika dzikir) dan lebih memilih menggunakan sarana (sebab)."

Orang-orang Syam menyebut kaum Sufi dengan sebutan fuqara' (orang-orang fakir).Dimana mereka memberikan alasan,bahwa ALLAH SWT.telah menyebut mereka dengan fuqara' dalam firman-Nya:

"(Juga) bagi orang-orang fakir yang berhijrah,dimana mereka diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-(Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya.Mereka itulah orang-orang yang jujur (benar)." (Qs.al-Hasyr : 8).

Dan firman-Nya pula:

"(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah." (Qs. Al-Baqarah: 273).

Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad Yahya al-Jalla' _ rahimahullah _ ditanya tentang seorang Sufi.Maka ia menjawab,:

"Kami tidak tahu akan adanya persyaratan ilmu,akan tetapi kami hanya tahu,bahwa ia adalah seorang fakir yang bersih dari berbagai sarana (sebab). Ia selalu bersama Allah Azza wa Jalla dengan tanpa batas tempat.Sementara itu al-Haq,Allah tidak menghalanginya untuk mengetahui segala tempat.Itulah yang disebut seorang Sufi".

Ada pendapat yang menyatakan,bahwa kata Sufi awalnya berasal dari kata Shafawi (orang yang bersih),namun karena dianggap berat dalam mengucapkan,maka diganti menjadi Shufi.

Abu Hasan al-Qannad _ rahimahullah _ ditanya tentang makna Sufi,maka ia menawab,:

"Kata itu berasal dari kata Shafa', yang artinya adalah selalu berbuat hanya untuk Allah Azza wa Jalla dalam setiap waktu dengan penuh setia."

Sebagian yang lain berkata,"Sufi adalah seseorang apabila dihadapkan pada dua pilihan kondisi spiritual atau dua akhlak yang mulia,maka ia selalu memilih yang baik dan paling utama".

Ada pula yang lain ditanya tentang makna Sufi,maka ia menjawab,;

"Makna Sufi adalah apabila seorang hamba telah mampu merealisasikan penghambaan ('ubudiah),dijernihkan oleh al-Haq sehingga bersih dari kotoran manusiawi,menempati kedudukan hakikat dan membandingkan hukum-hukum syariat.Jika ia bisa melakukan hal itu,maka dialah seorang Sufi.Karena ia telah dibersihkan."

Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- berkata;Jika Anda ditanya,"Siapa pada hakikatnya kaum Sufi itu?" Coba terangkan pada kami! Maka Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- memberi jawaban,;

"Mereka adalah ulama yang tahu Allah dan hukum-hukum-Nya,mengamalkan apa yang Allah ajarkan pada mereka,merealisasikan apa yang diperintah untuk mengamalkannya,menghayati apa yang telah mereka realisasikan dan hanyut (sirna) dengan apa yang mereka hayati.Sebab setiap orang yang sanggup menghayati sesuatu ia akan hanyut (sirna) dengan apa yang dia hayati."

Abu Hasan al-Qannad _ rahimahullah _ berkata,;

"Tasawuf adalah nama yang diberikan pada lahiriah pakaian.Sedangkan mereka berbeda-beda dalam berbagai makna dan kondisi spiritual."

Abu Bakar Dulaf bin Jahdar asy-Syibli _ rahimahullah _ ditanya tentang,mengapa para kaum Sufi disebut dengan nama demikian.Ia menjawab,

"Karena masih ada sisa-sisa nafsu yang tertinggal pada mereka.Andaikan tidak ada sia-sia tersebut,tentu berbagai nama tidak akan bisa melekat dan bergantung pada mereka."

Disebutkan juga bahwa Kaum Sufi adalah sisa-sisa orang-orang terbaik Ahlush-Shuffah (para penghuni masjid yang hidup pada zaman Nabi saw.,pent.).

Adapun orang yang mengatakan bahwa nama tersebut merupakan simbol lahiriah pakaian mereka.Hal ini telah disebutkan dalam riwat tentang orang-orang yang mengenakan pakaian shuf (wool),dimana para Nabi dan orang-orang saleh memilih pakaian jenis ini.Sementara untuk menjelaskan hal ini akan cukup panjang.

Banyak jawaban tentang tasawuf,dimana sekelompok orang telah memberikan jawaban yang berbeda-beda.Di antaranya adalah Ibrahim bin al-Muwallad ar-Raqqii _ rahimahullah _ yang memberikan jawaban lebih dari seratus jawaban.Sedangkan yang kami sebutkan,kami rasa sudah cukup memadai.

Ali bin Abdurrahim al-Qannad _ rahimahullah _ memberi jawaban tentang tasawuf dan lenyapnya orang-orang Sufi dalam untaian syairnya:

Ahli tasawuf telah berlalu,maka tak ada lagi ilmu dan hati yang bersinar, Nafsumu telah mendustaimu di jalan nan penuh nestapa. Hingga kau tampak pada manusia dengan ketajaman mata, Mengalir rahasia yang ada di dalam dirimu terbuka.

Di kalangan para guru (syekh) Sufi ada tiga jawaban tentang tasawuf: Pertama ,jawaban dengan syariat ilmu,yaitu membersihkan hati dari kotoran-kotoran, berakhlak mulya dengan makhluk Allah dan mengikuti Rasulullah.saw.dalam syariat. Kedua,jawaban dengan lisanul-haqiqah (bahasa hakikat), yaitu tidak merasa memiliki (pamrih),keluar dari perbudakan sifat dan semata mencukupkan diri dengan Sang Pencipta langit. Ketiga,jawaban dengan lisanul-Haq (bahasa al-Haq), yakni mereka yang Allah bersihkan dengan pembersihan sifat-sifatnya,dan Dia jernihkan dari sifat mereka.Merekalah yang pantas disebut kaum Sufi.

Saya pernah bertanya pada al-Hushri,"Siapakah sebenarnya seorang Sufi menurut pendapat Anda?"Ia menjawab,:

Ia adalah seorang manusia yang tidak bertempat di atas bumi dan tidak dinaungi langit.Artinya,sekalipun mereka ada diatas bumi dan dibawah langit,akan tetapi Allah-lah yang menempatkannya diatas bumi dan Dia pula Yang menaunginya dengan langit.Bukan bumi atau langit itu sendiri."

Dari Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. Diriwayatkan bahwa ia pernah berkata,

"Bumi mana yang akan sanggup memberi tempat pada saya dan langit mana yang sanggup menaungiku,jika saya mengatakan tentang apa yang ada dalam kitab Allah menurut pendapatku semata."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

trimakasi atas kunjungan nya
mudah mudahan taufik dan hidayah allah selalu menyertai kita