بسم الله الرحمن الرحيم

Sabtu, 22 Februari 2014

(9). MUSYAHADAH (KEHADIRAN HATI)

Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- berkata:Allah swt.berfirman

"Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang mempergunakan pendengarannya,sedang dia menyaksikannya."

Yakni hati yang hadir.

Dan juga firman-Nya:

"Dan yang menyaksikan dan yang disaksikan." (Q.s. Al-Buruj: 3)

Abu Bakar al-Wasithi _ rahimahullah _ mengatakan,"Yang menyaksikan adalah Tuhan dan yang disaksikan adalah alam raya:Dia tiadakan kemudian Dia wujudkan."

Abu Said al-Kharraz _ rahimahullah - berkata,"Barangsiapa menyaksikan Allah dengan hatinya maka segala sesuatu selain Dia akan menjauh dan lenyap.Semua akan hilang ketika ada Keagungan Allah swt.Sehingga yang tersisa dalam hati hanyalah Allah Azza wa Jalla."

Amr bin Ustman al-Makki _ rahimahullah _ berkata, "Musyahadah ialah kegaiban yang ditemukan oleh hati dengan kegaiban yang tidak dijadikan sebagai sesuatu yang terlihat dan tidak pula penghayatan hati nurani (wajd)".

Ia juga mengatakan, "Musyahadah adalah kesinambungan antara penglihatan hati dengan penglihatan mata,karena penglihatan hati adalah ketika tersinkapnya keyakinan dalam bertambahnya dugaan."

Dan inilah makna sabda Rasulullah.saw.kepada Abdullah bin Abbas,;

"Beribadahlah engkau kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya." (Q.s. Saba': 47)).

Maka kaum Sufi mengatakan,bahwa itu adalah menyaksikan segala sesuatu dengan pandangan penuh ibrah (pelajaran),dan menatapnya dengan mata pikir.

Amr bin Ustman al-Makki _ rahimahullah _ berkata:"Musyahadah maknanya adalah kehadiran atau kedekatan,sebagaimana firman Allah;

"Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut." (Q.s. Al-A'raf: 163).

Amr bin Ustman al-Makki juga mengatakan, "Musyahadah adalah luapan keyakinan yang memancar dengan tersingkapnya kehadiran yang tidak keluar dari tutup hati."

Ia juga mengatakan, "Musyahadah adalah kehadiran yang berarti kedekatan yang dibarengi dengan ilmu yakin dan hakikat-hakikatnya."

Sementara itu orang-orang yang ber-musyahadah dibedakan menjadi tiga kondisi:

Pertama,kelompok pemula.Mereka adalah para murid.Kelompok ini sebagaimana yang dikatakan Abu Bakar al-Wasithi _ rahimahullah, "Mereka menyasikan segala sesuatu dengan mata penuh ibrah dan mata pikir."

Kedua,adalah kelompok menengah.Mereka adalah sebagaimana yang diisyaratkan Abu Said al-Kharraz _ rahimahullah _ yang mengatakan, "Semua makhluk ada dalam 'Genggaman' al-Haq dan menjadi milik-Nya. Sehingga ketika terjadi musyahadah antara Allah dengan hamba-Nya maka tidak ada lagi yang tersisa dalam rahasia hati dan imajinasinya kecuali Allah swt. "

Ketiga,adalah kelompok yang diisyaratkan oleh Amr bin Utsman al-Makki _ rahimahullah _ yang mengatakan, "Sesungguhnya hati orang-orang arif menyasikan Allah dengan kesaksian yang menetapkan.Sehingga mereka menyaksikan-Nya dengan segala sesuatu,dan menyaksikan segala yang wujud (alam) dengan-Nya.Maka musyahadah mereka disisi Allah,sedangkan untuk makhluk adalah dengan-Nya.Mereka orang-orang yang gaib tapi hadir,dan orang-orang yang hadir tapi gaib,sesuai dengan Kemahaesaan al-Haq dalam hadir dan gaib.Mereka menyaksikan Allah secara lahir dan batin,secara batin dan lahir,awal dan akhir,akhir dan awal.Sebagaimana firman-Nya;

"Dialah Yang Mahaawal dan Mahaakhir,Mahalahir dan Mahabatin dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu."(Q.s. Al-Hadid: 3).

Musyahadah adalah kondisi spiritual yang sangat tinggi dan lembaran-lembaran di atas berbagai hakikat keyakinan yang akan melahirkan kondisi spiritual keyakinan sejati (yaqin).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

trimakasi atas kunjungan nya
mudah mudahan taufik dan hidayah allah selalu menyertai kita