بسم الله الرحمن الرحيم

Minggu, 02 Februari 2014

BIOGRAFI PENULIS

Adalah Abu Nashr Abdullah bin Ali as-Sarraj ath-Thusi yang diberi gelar Thawus al-Fuqara'(Si Burung Merak orang-orang fakir Sufi) wafat pada tahun 378 H.

Penulis buku an-Nafahat mengemukakan tentang Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- Ia adalah Abdullah bin Ali bin Yahya,seorang. Sufi zahid, penulis kitab tasawuf al-Luma' mungkin ia juga memiliki tulisan-tulisan lain yang ta sampai pada kita sebagai mana yang didengar oleh Ja'far al-Khuldi,Abu Bakar Muhammad bin Dawud ad-Duqqi dan Ahmad bin Muhammad as-Sayij.

Penulis kitab Tadzkirah al-Huffazh mengatakan,Ia adalah Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- Abdullah bin Ali ath-Thusi,seorang zahid dan guru besar kaum Sufi,penulis kitab tasawuf al-Luma'.Sebagaimana Ja'far al-Khuldi, Abu Bakar Muhammad bin Dawud ad-Duqqi pernah meriwayatkan darinya"

Sementara itu,adz-Dzahabi mengatakan,"Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- ath-Tusi adalah orang yang bisa di harapkan kebaikannya dalam kesatriaan (futuwwah)dan sebagai juru bicara kaum Sufi,dimana ia sangat piawai dan sanggup menguasai ilmu-ilamu syariat"

Al-'Allamah as-Sakhawi berkata:Ia mengikuti tarikat ahlusunnah.Ia bercerita,"Saya pernah keluar bersama Abu Abdillah ar-Rudzabari dengan maksud menemui pendeta Anbiliya di Shur.Kemudian kami datang kerumah peribadatan pendeta tadi.'Apa yang membuat anda betah disini ?' Tanya Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- kepada pendeta.'Kami tergiur oleh manisnya ucapan manusia:Wahai sang pendeta.Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- wafat pada tahun 387 H."

Orientalis Barat,R.A. Nicholson berkata

"Kami tak banyak tahu tentang sejarah hidup Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- .Karena para penulis tasawuf zaman dahulu banyak diam dan tak menyebutnya.Sedangkan orang yang menyebutnya pertama kali ---sepanjang yang saya ketahui -- dalam glosari kitab Tadzkirah al-Auliya'.Kemudian al-Mahasin adz-Dzahabi juga menyebutnya dengan sangat ringkas dalam Tarikh al-Islam.Sedangkan Abu al-Falah dalam Syadzarat azd-Dzahab dan penulis-penulis lain dalam buku Safinah al-Auliya' juga menyebutnya secara ringkas."

Nicholson melanjutkan,

"Sungguh aneh mengapa para penulis tasawuf zaman dahulu tidak memperhatikan dengan seksama.Mereka tidak menulis yang memaparkan sejarah hidup,maupun oto biograpi dan kondisi pribadinya.Padahal dia adalah orang langka dan satu-satunya orang di zamannya.Kakinya tertancap kokoh dalam ilmu ini (tasawuf )dan seorang syekh terkemuka dalam madzhab(tarekat) mereka dalam masalah zuhud dan tasawuf .

Seringkali saya membayangkan,andaikan sempat menjumpai zaman keemasannya atau beberapa saat setelah itu, maka saya pasti mengikuti langkah-langkahnya.Aku akan mencari jejak-jejak nya,berita dan ihwalnya hingga tersingkaplah cadar penutup yang menghalanginya.Dan jika ia di singkap maka orang-orang yang lewat akan mencium bau semerbaknya.

Andaikan saya termasuk salah seorang penulis yang hidup sezaman dengannya, saya ta akan hanya menggambarkan sifat-sifat dan kondisinya dengan gambaran sekadarnya.Saya akan kerahkan segala tenaga dan daya untuk menyingkap tabir yang menyelimuti pribadi dan prilaku Imam yang mulya ini.Saya berangan-angan,andaikan saya bertemu dengan nya niscaya saya telah membuka perguruan tinggi yang akan meluluskan sarjana-sarjana besar dari kalangan orang-orang zuhud Sufi fakir yang penuh keikhlasan."

Buku-buku sejarah Persia menceritakan bahwa Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- diberi gelar sebagai Thawus al-Fuqara'.Sebagaimana yang diriwayatkan al-Hujwiri dalam kitabnya Kasyf al-Mahjub,bahwa Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- mengadakan perjalanan ke Baghdad di bulan Ramadhan.Ia di beri ruangan khusus di masjid jami' asy-Syuniziyyah dan ditugasi untuk memimpin para darwis (sebutan untuk kaum sufi,pent).Setiap shalat Tarawih ia menamatkan al-Qur'an sebanyak lima kali.Setiap malam seorang pelayan membawakan sepotong roti untuknya yang diletakan dikamarnya.Tetkala Idul Fitri tiba,sementara as-Sarraj telah pergi meninggalkan masjid,pelayan itu menemukan 30 potong roti yang pernah ia berikan kepada Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- dalam keadaan utuh dan ta terjamah oleh tangan.

Ada kisah lain yang sangat menarik:

Tatkala Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- membicarakan tentang tasawuf,seketika ia jatuh dalamhal (kondisi spiritual ).Lalu ia menceburkan diri dalam api yang sedang menyala sambil berdoa pada Allah swt.,tenyata wajah dan pakaian nya tidak terbakar.

Kitabal-Luma' sebagaimana yang dikatakan R.A. Nicholson,memberikan gambaran secara gamblang tentang pribadi Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- sang petualang hampir di seluruh wilayah kota-kota peradaban Islam.Dengan penuh semangat ia melakukan pengembaraan dalam mengumpulkan dan mendalami ilmu yang beragam terutama dalam bidang tasawuf.Ia berkeliling kehampir pusat-pusat ilmu pengetahuan,dan berpindah-pindah,dari Kairo ke Baghdad,Damaskus,Ramlah,Dimyath,Basrah,Tibriz dan Naspur yang semuanya pernah ia singgahi.Ia berjalan sesuai dengan cara hidup kaumnya (para pelaku tasawuf ).Ia sebarkan ilmu mereka,berhasil berkumpul dan menimba manisnya ilmu tasawuf dari para guru-guru Sufi terdepan di zaman keemasannya.Ia menjadi manusia paling depan dalam melaksanakan apa yang di yakininya baik prilaku(suluk),cinta rasa tasawuf (dzauq)dan kesatriaan.

Abu Abdirrahman as-Sulami dalam bukunya,Thabaqat ash-Shufiyyah berkata,"Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- adalah salah satu dari putra-putra paling penting kaum zuhud.Ia adalah orang yang bisa diharapkan kebaikannya dalam kesatriaan dan sebagai juru bicara kaum Sufi,dimana ia sangat piawai dan sanggup menguasai ilmu-ilmu syariat.Ia juga merupakan seorang yang sangat faqih.Sementara ayahnya meninggal saat bersujud."

Ia meninggal pada bulan Rajab tahun 387 H.bertepatan dengan bulan Oktober tahun 988 M.

<<<-lawas-&&-lanjutan->>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

trimakasi atas kunjungan nya
mudah mudahan taufik dan hidayah allah selalu menyertai kita